Selasa, 06 April 2010

Mengapa Harus Menyesal?

Teringat kata-kata teman beberapa hari yang lalu, “Nanang aja nyesel sudah menikah!” begitu katanya. Kata-kata yang tidak pernah saya ucapkan, baik melalui lisan ataupun hati saya. Mungkin teman saya mendengar kata-kata tersebut dari temannya yang lain, bukan dari saya!

Kata-kata tersebut sebenarnya tidak boleh diucapkan, apapun alasannya. Bagi saya, ketika saya sudah memutuskan untuk melakukan suatu kebaikan maka saya harus siap dengan segala konsekuensinya.

Menikah, bagi sebagian orang mungkin saja suatu perbuatan yang ia sesali. Mengapa?, karena setelah menikah, ia tidak lagi bisa bebas seperti sebelumnya. Kekasih yang dulu tampil sempurna di hadapannya, perlahan mulai menampakkan berbagai macam sikap egoismenya. Keburukan-keburukan yang dulu ditutupi, sekarang tidak lagi ia sembunyikan. Kecantikan, kebaikan dan keindahan masa-masa lalu tidak lagi nampak di hadapannya.

Selain itu, Ia harus bertanggung jawab penuh terhadap segala macam kebutuhan pasangannya. Pendidikan, Kesehatan, Rumah, Makanan dan lain-lain harus ia penuhi. Penghasilan yang dulu hanya di berikan untuk dirinya dan (mungkin) orang tuanya, sekarang tidak lagi. Sekarang, 90% penghasilan untuk pasangannya dan anak-anaknya, sisanya 10% (bisa saja lebih kecil) untuk dirinya. Dan masih banyak alasan-alasan lainya yang membuat penyesalannya semakin dalam.

Berbagai macam permasalahan yang tidak pernah ia alami semuanya bermunculan seolah tak pernah ada habisnya. Ia (mungkin) beranggapan, hujan dan badai tidak akan pernah berhenti, lebih baik ia pergi menghindar dan menjauh dari semua ini. Padahal, seperti judul sebuah lagu “Badai pasti berlalu” atau judul sebuah buku “Habis gelap terbitlah terang”. Harusnya dia tahu bahwa semakin banyak dan semakin berat permasalahan yang dihadapinya, menunjukan bahwa permasalahan tersebut akan segera berakhir. Tentunya jika ia tidak putus asa dan menyalahkan keadaan apalagi menyalahkan Tuhan (Na’uzubillah). Seperti malam, ia tidak datang langsung dengan kegelapan dan kesunyiannya. Malam datang dengan perlahan, semakin gelap, semakin sunyi dan semakin dinginnya malam, menunjukkan bahwa pagi hari akan segera mendekat.

Bagi saya, dibalik semua permasalahan yang timbul dari pernikahan, terkandung hikmah yang luar biasa besar. Allah SWT ingin menjadikan saya seseorang yang berjiwa besar, tidak bermental lemah/pecundang. Mengapa?, karena Pernikahan sama dengan tanggung jawab besar, dan hanya orang-orang yang berjiwa besar yang sanggup menerima amanah tersebut. Orang-orang yang berhasil dalam membina keluarganya adalah orang-orang yang sukses besar.

Selain itu, pernikahan adalah benteng terkuat yang dapat melindungi kita dari perbuatan zina. Jika ia seorang muslim, ia pasti tahu bahwa menikah adalah ibadah baginya dan memang sangat disunahkan oleh Rosulullah SAW. Sabda Rosulullah, “Menikah adalah sunahku barang siapa tidak menyukai sunahku maka ia bukan golonganku.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar